“ Tanpa disiplin diri, anda akan
berhadapan dengan banyak hal yang mungkin
tidak bisa anda capai. Mungkin anda bisa bergerak sebentar dengan mengandalkan
semangat, kecerdasan, dan hasrat. Tetapi, cepat
atau lambat anda akan berhadapan dengan sesuatu yang
tidak bisa anda raih tanpa adanya disiplin ”
Ulil’01
Kalimat di atas merupakan kalimat yang pantas untuk kita jadikan renungan berama, bagaimana pentingnya disiplin dalam hidup ini. Pengertian kedisiplinan yaitu ketaatan terhadap tata tertib. Disiplin termasuk akhlaq yang terpuji (akhlakul karimah) karena sikap disiplin akan selalu mentaati segala bentuk peraturan, tata tertib, norma atas hukum-hukum yang berlaku.
Disiplin dalam Islam merupakan bagian
dari sifat Amanah, seorang Muslim yang disiplin dengan ajaran agamanya untuk
mengamalkan perintah Allah dan meninggalkan laranganNya berarti telah memiliki
sifat amanah.
Amanah
termasuk salah satu tanda orang yang beriman, dalam kata lain bahwa seorang
Muslim yang tidak memiliki sifat amanah berarti keimanan seseorang tersebut
belum dikatakan sempurna, hal ini sebagaimana telah di jelaskan oleh Allah
melalui kalam-Nya dalam al-quran tentang menghianati Allah dan Rosul-Nya
yaitu surat Al-Anfal: 27
ياايهاالذين
امنوالاتخونواالله والرسول وتخونواامنتكم وانتم تعلمون
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghianati Allah dan Rosul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu menghianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui. (DEPAG, 1985:264)
Ayat di atas juga telah dipertegas oleh Nabi Muhammad SAW., dalam hadistnya, bahwa sifat hianat merupakan salah satu dari ciri orang yang munafik, sebagaimana sabda Nabi SAW:
وعن أبى هريرة رضى
الله عنه: ان رسول الله صلى الله عليه وسلم قل: اية المنافق ثلاث اذحدث كذب
واذاوعدأخلف وادا اؤتمن خان. متفق عليه. زاد فى رواية لمسلم: وان صام وصلى وزعم
انه مسلم.
Artinya: Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga: apabila
berbicara dusta, apabila berjanji ingkar, dan apabila dipercaya berhianat. (HR.
Bukhori). Dalam riwayat Muslim ada tambahan: meskipun ia puasa dan sembahyang
dan merasa diri sebagai seorang muslim. (Hamidi, dkk. 1992:26)
Islam adalah agama yang paling disiplin, yang tidak dimiliki
oleh agama lain. Ajaran Islam sangat banyak mengandung ajaran tentang
kedisiplinan. Seperti dalam perintah sholat, puasa, sholat, zakat, haji dan
ibadah lainnya yang mendidik kita supaya memiliki sifat disiplin.
Konsep
tunduk kepada kehendak Allah dan penyesuaiannya dengan hukum alam, jika
tercermin benar-benar di dalam kehidupan manusia, maka timbullah disiplin yang
sehat, dan agama Islam adalah ajaran disiplin yang pertama.
Keberhasilan
Rosulullah dalam melaksanakan tugas sucinya untuk membina umat Islam dalam
waktu yang relatif singkat adalah karena sifat disiplin Rosulullah yang beliau
tanamkan kepada para sahabatnya, sehingga para sahabat memiliki sifat disiplin
yang tinggi. Dengan sikap disiplin yang dilandasi iman yang kokoh itulah yang
dapat membentengi umat Islam pada masa itu. Sehingga ejekan, penganiayaan dan
penindasan yang dilakukan orang kafir Quraisy tidak dapat menghalangi mereka
melaksanakan ajaran agamanya. Sikap disiplin yang dimiliki Rosulullah dan para
sahabatnya itulah yang menjadikan suksesnya Nabi Muhammad SAW. dalam membina
umat Islam, sehingga dikagumi umat di luar Islam.
Dalam kehidupan kita sering dijumpai bahkan mungkin itu
bagian dari langkah dan kebiasaan kita, disadari atupun tidak. Bekerja tidak
tepat waktu, mengindahkan peraturan yang ada dengan berbagai alasannya baik
untuk diri kita sendiri atau golongan, hingga memalsukan sesuatu demi
tercapainya tujuan sesaat. Semua itu adalah tindakan indisipliner. Jika
hal itu terjadi maka yang bisa kita rasakan adalah ketidak tenangan, was-was,
khawatir dan bayangan dosa akan selalu menghampiri di setiap langkah kita. Hal
lain pula, bagaimana kita bisa berharap anakdidik kita bisa disiplin, respek
dengan guru, memperhatikan dan taat peraturan jika guru terlambat datang, masuk
tidak tepat waktu, inkonsisteni dalam tugas dan rasanya masih banyak hal lain
yang terkadang tidak kita sadari bahwa itu adalah tindakan indisipliner.
Bagaimana rasul menjadi tauladan bagi kita, sedikitpun
rasul tidak pernah melakukan hal tersebut demi kepentingan sesaat terlebih
untuk tujuan dunia semata. Sahabat, tabi’in, dan ulama-ulama yang kita kenal
hampir menjauhi dari sikap dan kebiasaan tidak disiplin. Hal ini jelas bahwa
efek samping dari tindakan indisipliner akan kita rasakan dikemudian hari. Sekilas
mungkin kita akan mencapai apa yang kita inginkan dengan cara seperti itu, tapi
cepat atau lambat kita akan berhadapan dengan sesuatu yang tidak bisa kita raih
tanpa adanya disiplin.
Sekarang
jelaslah bagi kita bagaimana pentingnya disiplin dalam kerangka agama kita,
disiplin adalah manah dan amanah adalah sebagian dari tanda-tanda orang yang
beriman dan melanggar amanah adalah termasuk tanda bagi orang-orang munafik.
Kiranya janganlah kita mementingkan kepentingan sesaat dengan tindakan
indisipliner.
0 komentar:
Posting Komentar